Denah Lantai 1 CV Andyrahman Architect
Denah Lantai 1 CV Andyrahman Architect

Rumah rancangan Andy Rahman Architect yang berlokasi di Gayungsari, Surabaya ini bisa disebut sebagai I-House (baca: Ai-House), dan bisa dimaknai dari berbagai sisi yang berbeda. Pertama, rumah ini adalah rumah yang sangat personal, dan sangat khusus rancangannya diperuntukkan bagi si pemilik rumah, maka dinamakan I-House: Aku yang menyatu dengan Rumah.

Bisa juga dimaknai sebagai Introvert-House, karena pemilik rumah adalah seorang yang introvert. Lalu, rumah ini sekaligus sebagai Introduction-House atau pengenalan awal agar tamu atau orang luar bisa lebih familiar dengan pemiliknya. Selain itu, juga bisa dianggap sebagai Implosive-House (yang “meledak” di dalam) yang menjadikan pemilik semakin merasa bahwa inilah (dan hanya inilah) rumahnya: I-House.

Introvert

Sebagai Introvert-House, maka secara sengaja di rumah ini memang tidak banyak bukaan yang menghadap ke depan secara frontal, tetapi justru dibuat bukaan yang sifatnya menyamping (menghadap ke samping).

Misalnya entrance untuk menuju ke ruang tamu, bukaan pintu utama dari arah samping. Juga jendela besar kamar tidur utama di lantai atas, sengaja dihadapkan ke samping. Dengan demikian, pemilik rumah tidak merasa berhadapan langsung dengan suasana luar, jadi merasa lebih nyaman dan aman.

Secara umum, bentuk yang diolah dalam desain rumah ini adalah kotak, yang simple dan lugas. Tetapi bentuk kotak tersebut diwujudkan dalam berbagai varian yang berbeda. Tampak dari depan, bentuk kotak putih besar di depan yang dipadukan dengan kotak abu-abu semen yang agak mundur ke belakang. Pagarnya juga unik, terdiri dari tumpukan kotak-kotak juga yang pada beberapa bagian dimiringkan sedemikian rupa sehingga membentuk pola acak, sekaligus memunculkan celah-celah kecil untuk masuknya aliran udara ke dalam rumah. Sementara itu, warna bata pada dinding luar ruang tamu memberi kesan hangat dan ramah, mengatasi dinginnya dominasi warna beton.

Introduction

Introduction, sebagai pengenalan akan pribadi yang berbeda. Yang unik dari rumah ini, bagian tengah rumah bukan sebagai sebuah sekuen dari depan belakang, tetapi menjadi gerakan bolak-balik, karena rumah ini punya dua orientasi, ke depan dan ke belakang. Seperti orang dengan dua wajah, maka bagian depan dan belakang sama-sama punya sisi menarik.

Di bagian tengah inilah, dieksplorasi kemungkinan-kemungkinan desain. Intinya adalah lorong penghubung, tetapi diberi sentuhan yang menarik. Di sini ada dapur bersih untuk menyediakan makanan bagi pemilik rumah, juga ada mushola yang sewaktu-waktu bisa berubah fungsi menjadi kamar tidur tamu. Meskipun sebagai transisi, bagian tengah ini cukup dinamis, warna-warna dan material yang digunakan bermacam-macam, ada warna putih yang ringan berpadu dengan warna beton yang cenderung berat, menciptakan keseimbangannya sendiri.

Implosive

Rumah yang implosive atau “meledak ke dalam”, utamanya mengacu pada bagian paling belakang dari rumah ini. Di sini seolah kita menemukan sebuah oase. Jika dilihat dari depan, kelihatannya rumah ini berlahan terbatas. Jika kita masuk, ternyata di dalamnya terdapat taman yang luas, sebagai view ketika menikmati ruang bersama di bagian belakang rumah.

Ruang bersama ini juga terasa sangat homy, lantainya bermotif seperti tegel kunci yang random, lalu dinding di sisi utara berupa bata ekspos penuh, lalu ada seperangkat meja makan dan sofa untuk bersantai, sehingga suasananya benar-benar informal. Ruang ini diberi bukaan lebar di kedua sisi, sehingga semakin memanjakan pemilik untuk menikmati gemericik kolam dan indahnya hamparan taman secara leluasa.

I atau Aku

I atau Aku, rumah ini hanya kontekstual untuk penghuni yang ini, sangat personal. Sebagai sebuah penanda, sekaligus sebuah penyatuan antara penghuni dan rumahnya. Penghuni yang introvert pun mampu mengejawantahkan jaridirinya secara arsitektural. Bukankah rumah adalah cermin jiwa pemiliknya? dan di sinilah kita bisa tahu wujud nyatanya.

Rumah untuk pemilik yang introvert tidak harus menutup diri, tetapi dengan solusi desain yang kontekstual bisa dilakukan terobosan-terobosan agar “terbuka” dan “membuka diri” ke arah lain. Ini sekaligus sebagai sebuah kompromi, bahwa manusia yang introvert pun sebetulnya juga bisa terbuka dengan orang lain, dengan caranya sendiri, yang khas dan otentik.

Similar Photos

homify - modifikasi rumah anda

4.5

Telusuri jutaan foto dengan homify app!

DOWNLOAD GRATIS
Tidak, terima kasih